![]() |
Penyerahan penghargaan saat acara Anugrah Istimewa Sekolah (AISO) 2025 dari Kepala Dinas Dikbud NTB kepada perwakilan LHIBS, Jum'at malam (02/03/2025). |
Penghargaan tersebut diserahkan H. Aidy Furqon dan diterima Kepala SD, bersama Koordinator Inklusi sekaligus Kepala SDM Ponpes Lentera Hati di acara AISO 2025 yang berlangsung di Gelanggang Pemuda, Kota Mataram, Jumat (02/05/2025) malam.
Reni Agustina selaku Kepala SD Lentera Hati mengungkapkan rasa syukurnya telah menerima penghargaan tersebut. Diakui dia bahwa SD Lentera Hati dimulai sejak tahun 2015.
Banyak kendala yang dihadapi selama sekolahnya beroperasi. Terlebih lagi, siswa yang dididik adalah anak-anak yang berkebutuhan khusus. Namun berkat kepercayaan masyarakat, utamanya para wali santri, SD Lentera Hati tetap eksis hingga hari ini.
"Ini merupakan wujud dari kepercayaan masyarakat untuk yang berkebutuhan khusus," ucapnya.
Dengan adanya penghargaan tersebut ia berharap para pihak dapat senantiasa memberikan dukungan, dalam rangka meningkatkan sarana dan prasarana, serta sejumlah program inklusi.
Senada disampaikan Koordinator Inklusi sekaligus Kepala SDM Ponpes Lentera Hati, Fitria Irianti. Penghargaan ini menurutnya kian memacu sekolah untuk meningkatkan program inklusi.
Sehingga ke depannya, siswa kian maju, serta lebih aman dan nyaman dalam menjalani aktivitas belajar mengajar di ponpes. "Kami merasa bangga, penghargaan ini menunjukan bahwa kami selangkah lebih maju," ungkapnya dengan mantap.
Terpisah, Mudirul am Ponpes Lentera Hati, Abah Muazar Habibi menjelaskan hingga saat ini, LHIBS merupakan satu-satunya ponpes se Indonesia yang menerapkan program pendidikan inklusi, sesuai kebutuhan masyarakat.
"Alhamdulillah Lentera Hati, utamanya SD dan Pondok Pesantren mendapatkan anugrah juara pertama bidang inklusi se NTB," ujarnya.
Berbeda dengan ponpes lainnya yang hanya konsen terhadap peningkatan kualitas siswa yang sudah terlebih dahulu memiliki basic agama. Sehingga ketika mendaftar harus melalui proses seleksi.
"Lentera Hati sendiri satu-satunya yang tidak menerapkan proses seleksi. Karena kita berprinsip, ponpes menjadi garda terdepan untuk merubah adab dan perilaku siswa," lugasnya.
Untuk anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus, lanjut Abah Muazar, Ponpes Lentera Hati memberikan peluang seluas-luasnya untuk sama-sama belajar agama. Ini juga menjadi komitmen yang mendorong pendidikan inklusi tetap eksis.
"Mohon doa masyarakat, semoga ikhtiar menjadi satu-satunya ponpes Indonesia yang memiliki program inklusi tetap berjalan, paling tidak mampu menampung dan mendidik sebagian anak bangsa yang berkebutuhan khusus dengan nuansa ponpes. Sehingga ke depan umumnya dapat, keislamannya juga dapat, dan mempercepat proses anak-anak inklusi," tutupnya.(Ham).
0 Komentar