![]() |
Salah satu penampilan teater dari Teater Tereng SMKN 3 Mataram di Gedung Tertutup Taman Budaya NTB, Sabtu (05/07/2025). |
Mandalikaplus.com - Mataram, Gedung Tertutup Taman Budaya Nusa Tenggara Barat menjadi saksi persembahan seni penuh makna dari Teater Tereng SMKN 3 Mataram dalam sebuah pentas tunggal bertajuk Panggung Baja: Kembali Tumbuh Rumpun. Pertunjukan ini merupakan interpretasi teatrikal atas semangat, kekuatan, dan kesetiaan dari generasi muda yang tumbuh bersama nilai-nilai ketekunan dan kebersamaan, Sabtu (05/07/2025).
Dua lakon yang dipentaskan, yakni Mengapa Boneka Tak Bisa Menangis karya Novita Hidayani dan Rujuk karya Arga Purnama, menghadirkan tema-tema kompleks yang membumi dan menyentuh. Dalam lakon pertama, kisah boneka bernama Accacia yang memiliki perasaan layaknya manusia menjadi simbol kritik sosial terhadap dehumanisasi dan ketidakadilan emosional dalam sistem sosial. Sutradara Arga Purnama dan aktris Ryska Zahara berhasil menyulap kisah fiksi menjadi permenungan yang menusuk, terutama saat boneka dianggap tidak layak merasa hanya karena ia “benda”.
Lakon kedua, Rujuk, menawarkan pergulatan batin dua sosok dewasa yang terjebak pada harapan dan kenyataan cinta di usia matang. Karya Arga Purnama yang disutradarai Rafiq Maulida I, dengan pemeran Ega dan Imron, menyuguhkan dinamika emosional antara Salma seorang janda muda dan Dani, duda yang menyimpan cinta lama. Dengan nuansa realis yang kuat, lakon ini mempertanyakan ulang makna cinta sejati dalam kerangka sosial yang kerap membatasi.
Pentas Panggung Baja bukan sekadar pertunjukan, tetapi juga pernyataan artistik dari siswa-siswi SMKN 3 Mataram. Dengan mengusung semangat “Kembali Tumbuh Rumpun”, mereka tidak hanya menyajikan karya seni, tetapi juga menafsirkan ulang nilai-nilai solidaritas, perjuangan, dan keteguhan hati generasi muda dalam menghadapi perubahan zaman.
Teater Tereng patut diapresiasi atas konsistensinya membangun ruang ekspresi yang tidak hanya estetis, tetapi juga edukatif dan reflektif. Dalam atmosfer budaya yang terus berubah, pentas ini adalah penegasan bahwa di bawah rumpun bambu, masih tumbuh tunas-tunas baja yang siap menyuarakan masa depan.(AL).
0 Komentar