![]() |
| PMI Lombok Barat saat menggelar Rapat Koordinasi Pembentukan Pokja AMPD di RM Sukma Rasa, Kamis (11/12/2025). |
Ketua PMI Lombok Barat Haris Karnain yang diwakili Sekretaris PMI Lombok Barat Sumaidi atau akrab disapa Edonk mengatakan masyarakat kita sudah berhadapan dengan bencana, konteksnya adalah bagaimana kemudian ancaman ini tidak menjadi bencana, fenomena alam tetap mnjadi fenomena alam, kita tidak bisa menghindar dan tidak bisa menghentikan banjir terjadi, menghentikan gempa atau fenomena alam lainnya tetapi kita bisa mengurangi resiko dampaknya.
Risiko bencana di wilayah kita semakin kompleks. Karena itu, Lombok Barat harus bergerak dari pola respons bencana menuju kesiapsiagaan bencana. Perubahan paradigma ini bukan pilihan, tetapi kebutuhan. Upaya antisipasi hanya akan berhasil jika dilakukan secara terstruktur, terukur, dan terkoordinasi oleh seluruh pemangku kepentingan. bagaimana hanya bagaimana mengelolanya tetapi juga bagaimana mengantisipasinya, ini yang kemudian kita (PMI) hari ini dorong swjak dari tahun 2018.
"Tahun ini kita, di wilayah nusantara barat dipercaya oleh salah satu negara donor yang Palang Merah Indonesia untuk menjadi pelopor kegiatan di wilayah timur Alhamdulillah Kabupaten Lombok Barat dipercaya lagi untuk mencoba mendorong kegiatan ini menjadi salah satu aksi. Pembentukan kelompok kerja ini adalah wadah untuk menyatukan strategi, memperkuat kolaborasi lintas sektor, dan memastikan bahwa sistem peringatan dini benar-benar dipahami dan ditindaklanjuti oleh masyarakat. Kita ingin masyarakat tidak hanya mengetahui risiko, tetapi memiliki kesadaran dan minat aktif untuk merespons informasi peringatan dini dengan cepat dan tepat." ujarnya.
Bagaimana kemudian masyarakat bisa mengelola informasi mulai dari menerima menganalisa dan menyebarkannya sampai kemudian akhirnya fenomena itu terjadi namun tidak menjadi bencana.
![]() |
| Foto bersama PMI Lombok Barat dan pihak terkait setelah rapat Koordinasi pembentukan Pokja AMPD. |
"Kita berharap tidak menimbulkan korban jiwa atau tidak menimbulkan kerusakan yang terlalu besar, inilah kenapa melalui program AA Ini nantinya menghasilkan kelompok kerja yang secara sistematis akan berpikir serta mendiskusikan rencana-rencana strategis kerja bersama OPD dan stakeholder dengan melibatkan LSM dan unsur komunitas baik itu Pemerintah Desa maupun lembaga-lembaga Desa agar terpadu dan memiliki minat untuk merespon peringatan dini," jelasnya.
Lombok Barat itu teruji dengan banyaknya desa-desa yang sudah terlatih dan nilai dari kemampuan desa kita hari ini ada di angka 0,78% dari 1, artinya kita itu sudah sangat mumpuni untuk dikatakan memiliki indeks resiko yang sedang.
Lebih lanjut, nanti kelompok kerja ini menjadi kelompok kerja yang produktif dalam membangun kebencanaan yang wilayah kita apalagi bulan-bulan ini kita memiliki 7 ancaman yang selaku ada di Lombok Barat seperti kekeringan,banjir terus kemudian rob, dll. inilah kemudian kenapa PMI Lombok Barat atas dukungan dari PMI Pusat melalui pembiayaan Palang Merah Australia mengembangkan satu program Aksi Antisioasi (Aksi mMerespon Peringatan Dini) yang nantinya akan mengembangkan EAP (Early Action Protocol) yang menjadi salah satu instrumen kesiapsiagaan bencana di wilayah Kabupaten Lombok Barat.
Harapan kami dukungan partisipasi dan peran aktif dari semua pihak untuk kemudian kita membangun sistem ini menjadi sistem yang aktif dalam upaya pencegahan terjadinya bencana, tutupnya.
Adapun yang hadir dalam kegiatan ini dari perwakilan TNI/Polri, BMKG, BWS NT I, beberapa OPD terkait, perwakilan PMI NTB, perwakilan Desa Sekotong Tengah, Desa Persiapan Empol, Desa Cendi Manik.(Ham).


0 Komentar